Mempelajari materi
pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran merupakan hal yang baru
bagi saya, saya sangat membutuhkan materi ini kedepannya baik sebagai guru
dalam kelas maupun sebagai guru yang setiap hari bergaul dengan rekan guru dan
masyarakat. Berikut ini saya mencoba menghubungkan materi dalam pengambilan
keputusan ini dengan materi-materi yang sudah dipelajari pada modul sebelumnya.
Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki
pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang
pemimpin pembelajaran diambil, filosofi tersebut mampu membentuk tiga jenis karakter
pemimpin pembelajaran dalam menentukan hal-hal yang sebaiknya diambil dalam
menentukan langkah yangtepat. Seorang guru harus menempatkan dirinya diposisi
yang tepat apakah ditengah, di depan, ataupun di belakang sesuai dengan kondisi
dan situasi saat itu.
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita tentunya sangat berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan. Apa yang menjadi kekuatan diri kita selama itu tentunya akan
sangat menentukan kualitas pengambilan keputusan kita. Kreatifitas menentukan
besarnya jenis solusi yang dapat kita temukan , mandiri dalam mengambil
keputusan dalam hal ini mampu memutuskan dengan baik secara bertanggubg jawab
dan dapat dilaksanakan, reflektif mampu merefleksikan kembali dengan baik
keputusan yang telah diambil untuk perbaikan keputusan-keputusna berikutnya, kolaboratif
dalam mengambil keputusan dengan melibatkan dan bekerja sama dengan pihak lain
yang berkompeten serta yang terlibat di dalamnya dan berpihak kepada murid
artinya mampu melahirkan keputusan yang menyenangkan dan memerdekakan peserta
didik.
Kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan
dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau
fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian
pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Pengambilan keputusan tersebut telah efektif, pertanyaan-pertanyaan dalam diri saya atas pengambilan keputusan tersebut bahwa saya masih sering kesulitan
menentukan perbedaan antara bujukan moral dan dilema etika. Dibagian titik
manakah pada langkah pengembilan keutusan yang dapat menentukan secara jelas
perbedaan keduanya? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’
yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya dengan cara memberikan pertanyaan
terbuka untuk menggali potensi dalam diri setiap individu sehingga kemudian
akan muncul pemecahan masalah yang dengan sendirinya menggiring kita dalam
pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali
kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik dengan cara sebagai pendidik harus
menunjukan nilai-nilai seorang guru yang sesungguhnya. Nilai yang mampou
mencermikan pengambilan keputusan yang tepat, bijaksana, dan bermanfaat bagi
lingkungan sekitar.
Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya
lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Hal tersebut dapat
tercipta dengan menerapkan 3 prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma benar
salah, dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan. Bagaimana sebuah keputusan
diambil jika merupakan pelanggaran hukum dalam arti tidak lulu uji legal akan
sangat membuat bnyaman bagi orang-rang yang terdampak dari keputusan tersebut.
Uji benar salah dalam hal ini merupakan tolak ukur utama dalam menentukan kapasitas
pengambilan keputusan yang kita ambil.
Kesulitan-kesulitan di lingkungan saya yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap
kasus-kasus dilema etika ini adalah ketika harus mengambil keputusan yang menguntungkan
salah satu pihak dan kemudian merugikan pihak lain. Hal ini tentunya akan kembali kemasalah perubahan paradigma di lingkungan saya dimana
merugikan orang lain akan menimbulkan paradigma baru yang tidak terkandung
dalam paradigma benar salah.
Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang
memerdekakan murid-murid kita. Pastinya keputusan yang berdasarkan 3 prinsip
pengambilan keputusan, 4 paradigma benar salah, dan 9 langkah dalam pengambilan
keputusan akan memerdekakan murid-murid kita karena akan dihasilkan sebuah keputusan
yang memuaskan segala pihak yang tentunya akan berdampak pada psikologi murid
yang dengan sendirinya akan menggiring mereka memiliki pemikiran yang terbuka,
pemikiran yang tidak terkekang oleh apapun.
Seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi
kehidupan atau masa depan murid-muridnya itu sangat tepat karena apa yang
kita putuskan akan berdampak pada pembelajaran murid kita sehingga apa yang
mereka petik dari pelajaran tersebut tentunya akan berdampak pada masa depan mereka.
Besar kecilnya pelajaran yang mereka dapatkan akan sangat berperan dalam
pembentukan karakter, sifat social, dan pengetahuan mereka sehingga perlu
adanya pengambilan keputusan yang baik dan professional dalam hal ini.
Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan
modul-modul sebelumnya adalah bahwa dalam pengambilan keputusan akan sangat
dipengaruhi oleh kapasitas dan nilai-nilai yang kita miliki. Pembelajaraan dari
modul pertama tentang filosofi pemikiran KHD sampai materi terakhir yakni coaching
memberikan saya begitu banyak pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang
dapat saya pergunakan dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajarn
yang berpihak kepada murid, pendidikan yang memerdekakan dalam mewujudkan
profil pelajar pancasila.
Komentar
Posting Komentar